Saya akui pelayanan publik di Kabupaten Solok Sumatera Barat memang belum baik. Kami sekeluarga pun pernah mendapatkan kekecewaan. Tepatnya setahun yang lalu di salah satu RS di Solok.
Saat itu tengah malam isteri yang mau melahirkan, tentu dibawa ke IGD. Namun sesampai disana petugas bertanya soal surat rujukan dari bidan. Masa iya mau melahirkan, dengan kondisi darurat harus pakai surat rujukan?
Setelah bolak-balik ke bidan dan tak ada titik temu, akhirnya isteri sayapun dibawa ke salah satu RS swasta di Kota Solok. Jaraknya lumayan, kurang lebih 21 km dari domisili kami. Padahal kalau di RS Kabupaten hanya sekilo. Alhamdulillah sampai disana langsung diterima petugas dan persalinan pun berjalan lancar. Dan bisa pula dengan BPJS.
---------------
Baru kali itu juga saya mendengar soal prosedur demikian. Padahal Januari tahun 2018 anak kedua saya melahirkan di RS tersebut langsung diterima. Kenapa pas 2020 berbelit-belit. Itu yang bikin bingung.
Karena perasaan kesal, sayapun mencoba memprovokasi isteri agar melaporkan kejadian tersebut ke salah satu mamaknya yang merupakan tokoh masyarakat di Kabupaten Solok. Ditambah keluarga isteri merupakan orang asli disana. Ibaratnya hanya selangkah kaki sudah sampai di pintu RS.
Namun isteri bilang, tak usah diperpanjang. Kasian, siapa tahu petugas tersebut pegawai kontrak. Karena masalah ini, bisa dikeluarkan. Dalam hatipun saya bergumam dan beristighfar. Benar juga.
Kamipun memilih untuk tak memperkarakan masalah tersebut, namun saya tetap menyampaikan permasalahan kepada salah satu teman yang dinas di RS diatas. Dan teman sayapun meminta maaf atas kejadian tersebut.
---------------
Mungkin itu baru pengalaman yang dialami oleh keluarga kami tentang pelayanan publik di Solok. Bisa jadi ada pengalaman-pengalaman lainnya dari masyarakat Solok. Pelayan publik di Solok memang harus diperbaiki agar lebih baik. Tentu dengan cara yang baik.
Semoga pelayanan publik di Solok makin baik dibawah kepemimpinan Bupati Solok yang baru.
Tulisan ini tak bermaksud untuk kembali membuka luka yang sudah mengering. Namun sebagai pembuka cerita kalau Solok memang belum baik.
Oleh: Elfit Gusrizal